Yunus merupakan putra Matta, dan Matta adalah nama ibunya. Diantara 25 nabi dan
Rasul ada 2 orang yang penyebutan nasabnya kembai kepada ibu. Tidak
ditemukan asal-usul riwayat kenapa dinasabkan kepada ibu. Kalau
beberapa sumber digabung dapat diambil kesimpulan kalau Matta ibunya
nasabnya kembali kepada
Sulaiman as. Dan dari garis ayah para ulama
menyebutkan dari garis Benjamin. Dengan demikian Yunus termasuk bani
Israil.
Nabi Yunus dikirim menjadi Rasul ke penduduk
Ninawai didaerah Mosul sekarang Iraq. Penduduk daerah itu menyembah
patung. Nabi Yunus berdakwah selama 33 tahun, dan yang beriman hanya 2
orang. Nabi Yunus berputus asa dan Allah menegurnya “kenapa berputus
asa?” Allah memerintahkan untuk kembali berdakwah dan memberi waktu 40
hari.
Di hari ke 37, Yunus mendapati kaum yang masih saja
tidak beriman, maka mengingatkan akan datangnya adzab yang akan datang 3
hari lagi. Tanda kedatangan adzab itu dimulai dengan warna kulit yang
berubah.
Di pagi hari ke 38, Yunus dan penduduk Ninawai
melihat perubahan warna kulit, maka yakinlah Yunus akan kedatangan
adzab, dan di malam ke 40 pergi bersegera menghindari adzab.
Di
pagi hari ke 40 kabut tebal menyelimuti kampung Ninawai dan kulit
bertambah semakin hitam. Para pemimpin kaum bersegera mencari Yunus dan
mereka tidak dapat mendapatkan nabi Yunus.
Allah
memberikan hidayah pada mereka untuk beriman, maka di hari yang sangat
berat itu mereka bersegera dalam keimanan, memperbaiki diri. Kampung
sibuk dalam hiruk pikuk taubat. Para pemimpin mengembalikan hak-hak
rakyat yang terdzalimi, saling memaafkan dan ikhlash berniat bertaubat,
dengan keimanan yang kokoh kepada Allah.
Hari yang berat itu berlalu, dan Allah menahan datangnya adzab. Kampung Ninawai tidak hancur.
Nabi
Yunus yang telah pergi meninggalkan kampung kemudian mencari berita
tentang kampung tersebut, dan tatkala ada pengembara yang dijumpainya,
mereka mengabarkan bahwa kampung dalam keadaan baik-baik saja, dan
penduduk kampung telah beriman.
Nabi Yunus murka
mendengar berita ini, murka kepada Allah, merasa dibohongi, “bagaimana
mungkin adzab yang telah didepan mata ditahan oleh satu hari keimanan?”
Allah melarang tipikal kemarahan begini dalam firmannya di surat al Qalam :
فَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ وَلَا تَكُنْ كَصَاحِبِ الْحُوتِ إِذْ نَادَىٰ وَهُوَ مَكْظُومٌ
“dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam Keadaan marah”
Nabi
Yunus kemudian memutuskan mengembara dengan berlayar, di tengah
perjalanan lautan digulung angin kencang, muatan harus dikurangi. Dalam
al Kamil fi at Taarikh ibnu Atsir menulis bahkan perahu itu berhenti
berlayar.
Nakhoda menyatakan bahwa ini karena ada seseorang yang
tidak diperbolehkan berlayar ada dalam kapal ini. Nabi yunus berkata :
“aku yang menyebabkan perahu berhenti”
Nakhoda tidak meyakini hal itu, dan kemudian diadakan undian bertanya pada dewa lautan :
“kemudian ia ikut berundi lalu Dia Termasuk orang-orang yang harus dibinasakan”
Undian
dilakukan 3 kali dan tetap yang keluar nama nabi Yunus, Nakhoda tak
kunjung menyeburkan nabi Yunus, akhirnya nabi Yunus menceburkan dirinya
ke lautan. Dan kemudian dimakan ikan paus.
Ikan paus membawa nabi
Yunus mendekati daratan, ketika didalam perut ikan nabi Yunus bertasbih
mengikuti tasbih aneka binatang laut.
Para malaikat mendengar dan bertanya : “suara asing siapakah yang turut bertasbih”
Ketika di jawab bahwa itu Yunus,
Malaikat
bertanya : seorang hamba shalih yang setiap harinya naik laporan bahwa
ia beramal shalih dan sekarang ada dalam 3 kegelapan? Kegelapan lautan,
kegelapan perut ikan dan gelap malam?
Maka Allah menyelamatkannya karena amalan-amalan sholeh yang telah dilakukan Yunus, dikabarkan dalam surat as Shoffat :
143. Maka kalau Sekiranya Dia tidak Termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah,
144. niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.
145. kemudian Kami lemparkan Dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam Keadaan sakit.
Adapun do’a nabi Yunus dalam perut ikan terdapat dalam surat al anbiyaa ayat 87 :
وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ
عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ
سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap:
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku
adalah termasuk orang-orang yang zalim".
87.
dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam Keadaan
marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya
(menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam Keadaan yang sangat gelap "Bahwa
tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha suci Engkau, Sesungguhnya aku
adalah Termasuk orang-orang yang zalim."
Kemudian Allah memberikan
bibit pohon Yaqthin yang mengeluarkan air susu, hingga Yunus dapat
sehat weal’afiat sesudah 40 hari dalam perut ikan
146. dan Kami tumbuhkan untuk Dia sebatang pohon dari jenis labu.
Dan
kemudian Yunus berjalan menuju suatu daerah dengan sembunyi-sembunyi,
hidup dalam persembunyian tidak kembali kepada kaumnya. Suatu ketika
menginginkan meminum susu pohon Yaqthin dan menemukan telah kering, nabi
Yunus bersedih karena pohon Yaqthin yang kering, Allah kemudian menegur
dan mencela sikap Yunus : “bagaimana bersedih untuk satu pohon yang
kering dan tidak bersedih untuk 100 ribu lebih orang yang akan di
adzab?”
147. dan Kami utus Dia kepada seratus ribu orang atau lebih.
Yunus
diperintah Allah kembali ke Ninawai, masih tidak mau dan sungkan untuk
kembali, kemudian bertanya pada seorang petani tentang keadaan kaum
Ninawai dan dikabarkan bahwa mereka beriman dan menanti kedatangan
Yunus.
Yunus meminta petani itu agar mengabarkan pada penduduk
kampung bahwa ia telah datang. Petani tidak mau mengabarkan karena takut
dianggap bohong, maka lembah, hewan dan tanaman pun menjadi saksi bahwa
Yunus bersembunyi di kawasan itu. Hewan ternak kemudian mengabarkan
dimana Yunus dan kemudian ditemukan. Kaum Yunus mencium kaki dan
tangannya menyambut di kota dengan penuh suka cita.
148. lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Kisah nabi yunus terdapat dalam banyak surat, yang menggambarkan dengan paling struktural adalah surat as Shoffat 141-148
maka pelajaran dari nabi yunus ini adalah
"bersabar,
jangan berburuk sangka pada Allah dan pada manusia, hati harus dipenuhi
kasih sayang dan membenci adzab , serta jangan mudah berputus asa.....
kasih sayang Allah itu terbentang luas"