Sejarah Kota Palembang - Apa yang
terlintas di benak ketika mendengar nama kuliner Pempek? pasti yang
pertama sekali adalah kota asal kuliner yang memiliki
ciri khas makanan berkuah ini, yaitu Kota Palembang. Palembang merupakan
ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan termasuk kota terbesar kedua di Pulau Sumatera setelah Kota Medan.
|
Palembang |
Geografis
Kota Palembang terkenal
sebagai kota industri dan kota perdagangan. Posisi geografis Palembang yang
terletak di tepian Sungai Musi dan tidak jauh dari Selat Bangka. Hal ini
menjadi anugerah alam yang sangat menguntungkan. Walaupun tidak berada di tepi
laut, Kota Palembang mampu dijangkau oleh kapal-kapal dari luar negeri.
Terutama dengan adanya Dermaga Tangga Buntung dan Dermaga Sei Lais. Selain itu,
Kota Palembang terkenal sebagai kota tua, yang pernah menjadi pusat pendidikan
agama Budha. Dahulunya, sebuah kerajaan jaya bernama ‘Sriwijaya’ berada di kota
ini. Masih banyak peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tersebar di
seluruh kota dan sekitarnya, dan situs-situs ini masih belum terurus, seperti Beteng
Kuto Besak yang bahkan menjadi polemik karena dijadikan tempat perniagaan.
Kota
Palembang semakin khas karena dibelah dan dikelilingi Sungai Musi dan anak-anak
sungainya. Seharusnya, Palembang lebih tepat menjadi kota sungai, namun
sayangnya pola pembangunan pada era lalu sangat kuat dengan visi penyeragaman,
sehingga dibentuk sedemikian rupa menjadi kota daratan sebagaimana kota-kota
lain di Pulau Jawa.
Secara
geografis wilayah Kota Palembang berada antara 2º 52’ – 3º 5’ LS dan 104º 37’-
104º52” BT dengan luas wilayah 400,61 Km² dengan batas-batas sebagai berikut :
Batas Utara : Kabupaten Banyuasin.
Batas
Selatan : Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Banyuasin.
Batas Timur : Kabupaten Banyuasin.
Batas Barat : Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Muara Enim
dan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Kota Palembang terdiri dari 16
Kecamatan dan 107 Kelurahan dengan jumlah penduduk 1.708.413 jiwa (tahun 2012).
Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Sukarami (98,56 Km²),
sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Ilir Barat (6,5 Km²).
Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan
Ilir Timur I (13.882 jiwa/Km²), sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
terendah yaitu Kecamatan Gandus (766 jiwa/ Km²).
Seni
Budaya
Sejarah Palembang berdasarkan
bukti-bukti yang ditemukan seperti prasasti Sriwijaya dikenal dengan “Prasasti
Kedudukan Bukit” yang tercatat 16 Juni 682, menjadikan Kota Palembang sebagai kota
tertua di Indonesia. Palembang pada masa kejayaan Sriwijaya sampai sekarang
mengalami akulturasi budaya, ini dilihat dari beberapa bukti yang nyata, yaitu
penamaan gelar kebangsawanan, corak dan makam-makam peninggalan masa Islam yang
merujuk pada budaya Jawa.
Cerita sejarah Kota Palembang
dan kejayaan hingga runtuhnya Kerajaan Sriwijaya sampai pupusnya pengaruh
Majapahit dan Cina akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri
menurut tulisan Tomec Pires menjadikan sebuah akulturasi budaya yang ada di
Kota Palembang sampai sekarang ini.
Beberapa kesenian yang terdapat di
Kota Palembang yaitu:
- Kesenian Dul Muluk adalah sebuah teater asli Sumatera
Selatan yang muncul di Palembang. Kata Dul Muluk sendiri
berasal dari nama tokoh utamanya bernama Raja Abdulmuluk Jauhari. Pertama
kali Dul Muluk dibawa oleh seorang pedagang yang bernama Wan Bakar seorang
keturunan Arab. Selama berdagang, dia juga membawa dan membacakan kitab
bacaan yang berisi hikayat baik dalam bentuk syair, salah satunya kitab
syair Abdul Muluk. Ternyata kisah Raja Abdul Muluk ini tersebar ke seluruh
Kota Palembang dan sangat disukai oleh masyarakat kota palembang sampai
sekarang ini.
- Gending Sriwijaya adalah tarian dan lagu tradisional
Kota Palembang. Biasanya dipentaskan untuk penyambutan tamu-tamu dalam
resepsi pernikahan. Gending Sriwijaya sendiri menggambarkan kejayaan,
keagungan dan keluhuran budaya kemaharajaan Sriwijaya.
- Kesenian Syarofal Anam adalah salah satu kesenian yang
bernuansa Islami yang biasa dipentaskan dalam resepsi pernikahan.
- Lagu daerah misalnya Melati Karangan, Cuk Mak Ilang,
Dek Sangke, Ribang Kemambang dan Dirut.
- Rumah Limas dan Rumah Rakit adalah rumah adat khas Palembang.
|
Tari tanggai |
Songket
Selain tersebut di atas, kain
songket khas Palembang adalah salah satu jenis tekstil terbaik yang ada di
dunia, yand diukur dari segi kualitasnya. Awal mula kain songket berasal dari
perdagangan antara India dan Tiongkok. Orang Cina membawa benang sutera dan
orang India membawa benag emas dan perak. Kemudian kain songket ditenun pada
sebuah alat tenun bingkai Melayu.
|
Kain Songket |
Namun menurut penenun dari
Trengganu, orang-orang India lah yang memperkenalkan teknik menenun pertama
kalinya di Palembang. Namun ada cerita lain yang menyebutkan, bahwa kain
songket merupakan bukti lain peninggalan Kerajaan Sriwijaya pada masa
kejayaannya. Hingga saat ini, kain songket masih dibuat menggunakan tenun
secara manual. Warna yang sering digunakan untuk kain songket yaitu, warna merah dan
emas. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Sriwijaya dan pengaruh Cina
pada zaman dulu.
Selain kain
songket, Palembang juga mengembangkan jenis tekstil baru yaitu batik Palembang.
Berbeda dengan batik-batik yang ada di Indonesia, batik Palembang memiliki
warna terang dan menggunakan motif tradisional setempat.
Tiap tahun,
Kota Palembang juga menyelenggarakan berbagai festival seperti Festival
Sriwijaya yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kota Palembang pada bulan Juni,
Festival Bidar dan Perahu hias yang digelar dalam rangka Hari Kemerdekaan RI
dan festival-festival lainnya.
|
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I |
Wisata
Berikut
adalah beberapa daftar tempat wisata yang bisa Anda kunjungi sebagai referensi
ketika Anda berkunjung ke Kota Palembang.
- Jembatan Ampera.
- Benteng Kuto Besak.
- Sungai Musi.
- Monpera (Monumen Penderitaan Rakyat).
- Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang.
- KIF Park (Kambang Iwak Family).
- Pulo Kemaro.
- Taman Purbakala Bukit Siguntang.
- Hutan Wisata Punti Kayu.
- Kawah Tekurep.
- Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.
- Museum Tekstil.
- Masjid Cheng Ho Palembang.
- Museum Balaputradewa.
- Kampung Kapitan.
- Kampung
Arab Al Munawwar 13 Ulu.
- Bagus Kuning.
- Pusat Kerajinan Songket.
- Fantasy Island.
- Jakabaring Sport City.
- Sungai Gerong.
- Waterboom OPI Jakabaring.
- Museum Peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
Sumber : gosumatera.com
ADS HERE !!!