Nabi Shaleh As adalah salah
seorang nabi yang diutus untuk Kaum Tsamūd.
Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. dan telah diberikan
mukjizat yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu
dengan izin Allah yakni bagi menunjukkan kebesaran Allah kepada kaum
Tsamud. Namun kaum Tsamud masih mengingkari ajaran Shaleh, mereka
membunuh unta betina tersebut. Akhirnya kaum Tsamud dibalas dengan azab
yang amat dahsyat yaitu dengan satu tempikan dari Malaikat Jibril yang
menyebabkan tubuh mereka hancur berai.
Nama Shaleh kemungkinan besar berasal dari sejarah Petra Se'lah yang
berarti "batu" dalam bahasa Ibrani, yang lain meyakini bahwa namanya
berasal dari bahasa Arab (Sali'h) yang berarti "orang baik". Genealogi: Salleh bin Ubaid bin 'Ashif bin Masih bin 'Abid bin Hazir bin Samud bin Amir bin Irim bin Syam bin Nuh. Saleh merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang bernama Aanar dan Ashkol.
Kaum Tsamud
Nabi Shaleh as. adalah seorang putra dari 'Ubaid bin Jabir bin Tsamud,
kaumnya bernama Tsamud yang namanya diambil dari nama kakeknya, yaitu
Tsamud bin Amir bin Iran bin Sam bin Nuh, jadi Nabi Sholih as adalah keturunan dari
Nabi Nuh As yang ke enam.
Kaum Tsamud tinggal di bukit-bukit pegunungan yang terletak diantara
daerah Hijaz dan Syam sebelah tenggara negeri Mad-yan. Kaum Tsamud
adalah penyembah berhala, sebagaimana kaum 'Aad yang telah binasa karena
dilanda angin topan yang dikirim oleh Allah sebagai pembalasan atas
pembangkangan dan pengingkaran mereka terhadap dakwah dan risalah
Nabi Hud As
Akibat kesesatan kaum Tsamud, maka Allah Subhanahu wa ta'ala mengutus
Nabi Shalih untuk menyeru agar kaumnya meninggalkan berhala dan hanya
menyembah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya
termasuk kaum Tsamud itu sendiri, yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.
Kemakmuran dan kemewahan hidup serta kekayaan alam yang dahulu dimiliki
dan dinikmati oleh suku Aad telah diwarisi oleh kaum Tsamud. Tanah-tanah
yang subur yang memberikan hasil berlimpah ruah, binatang-binatang
perahan dan ternak yang berkembang biak, kebun-kebun bunga yag indah,
bangunan rumah-rumah yang didirikan di atas tanah yang rata dan
dipahatnya dari gunung. Semuanya itu menjadikan mereka hidup tenteram,
sejahtera, dan bahagia, merasa aman dari segala gangguan alam dan
mengaku bahawa kemewahan hidup mereka akan kekal bagi mereka dan anak
keturunan mereka.
Kaum Tsamud tidak mengenal Tuhan. Tuhan mereka adalah berhala-berhala
yang mereka sembah dan puja, kepadanya mereka berkorban, tempat mereka
meminta perlindungan dari segala bala dan musibah dan mengharapkan
kebaikan serta kebahagiaan.
Dakwah Nabi Shaleh kepada kaum Tsamud
Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang tidak akan membiarkan
hamba-hamba-Nya berada dalam kegelapan terus-menerus tanpa diutusnya
pesuruh di sisi-Nya untuk memberi penerangan dan memimpin mereka keluar
dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Demikian pula Allah tidak
akan menurunkan azab dan seksaan kepada suatu umat sebelum mereka
diperingatkan dan diberi petunjukkan oleh-Nya dengan perantara seorang
yang dipilih untuk menjadi utusan dan rasul-Nya.
Sunnatullah ini berlaku pula kepada kaum Tsamud, yang kepada mereka
telah diutuskan Nabi Saleh seorang yang telah dipilih-Nya dari suku
mereka sendiri, dari keluarga yang terpandang dan dihormati oleh
kaumnya, terkenal tangkas, cerdik, pandai, rendah hati dan ramah-tamah
dalam pergaulan. Sebagaimana kisah ini telah di abadikan Allah dalam
Al-Quran. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۚ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ
مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ
الْأَرْضِ
وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ ۚ إِنَّ
رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ
Artinya : "Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud, seorang saudaranya
yang bernama Sholih seraya berkata : Hai kaumku! Sembahlah Allah tiada
kamu ber Tuhan selain daripada-Nya. Dia yang telah menjadikan kamu dari
bumi serta memakmurkannya, sebab itu mintalah ampun serta bertobat
kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhan itu dekat lagi mengabulkan permintaan
seseorang." (QS. Hud: 61)
Kemudian mereka menjawab:
قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَٰذَا ۖ
أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ
مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ
"Mereka berkata : Hai Sholih! Sesungguhnya
kamu tempat harapan kami sebelum ini, patutkah kamu melarang kami
menyembah apa yang disembah bapak-bapak kami? Sesungguhnya kami didalam
keraguan, tentang apa yang kamu serukan kepada kami itu dan kami menaruh
curiga." (QS. Hud: 62)
Mendengar perkataan dari kaumnya itu, kemudian Nabi Shalih as. memberikan keterangan kepada kaumnya, "Nabi
Shalih berkata :
قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَىٰ بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي
وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ
عَصَيْتُهُ ۖ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ
Hai kaumku! Apakah pikiranmu, jika saya diatas
kebenaran dari Tuhan, dan Dia memberi rahmat kepada saya berupa
wahyu...? Siapa yang menolong saya dari siksaan Allah jika saya
mendurhakainya...? Tiadalah kamu menambah apa-apa pada saya selain dari
kerugian saja." (QS. Hud: 63)
Ketika Nabi Shaleh berkata kepada mereka : "Tiadakah kamu takut pada
siksa Allah? Sesungguhnya saya menjadi Rasul Allah yang dipercaya
untukmu. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah perkataanku. Saya
tidak minta upah kepadamu atas nasihatku ini, tiada balasan selain
daripada Allah semesta alam. Adakah kamu mengira bahwa kamu akan
dibiarkan tinggal disini dengan aman sentosa? Dalam kebun-kebun dan
sumber air. Yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan pohon kurma lumak
lembut buahnya. Kamu memahat bukit dengan rajin, untuk kamu jadikan
tempat tinggal. Sebab itu takutlah kepada Allah dan ikutilah ucapanku.
Janganlah kamu mengikuti urusan orang-orang yang melampau batas yaitu
orang-orang yang berbuat kerusakan dimuka bumi dan tiada mau berbuat
kebaikan." (QS. Asy-Syu'ara: 142-152)
Kaum Tsamud kemudian menjawab dengan memperolok-olok dan meminta kepada
Nabi Sholih as memberikan bukti jika dia benar-benar Rasul Allah,
قَالُوا إِنَّمَا أَنْتَ مِنَ الْمُسَحَّرِينَ
مَا أَنْتَ إِلا بَشَرٌ مِثْلُنَا فَأْتِ بِآيَةٍ إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
"Maka
sahut mereka: Kamu sesungguhnya hanya dari golongan orang-orang yang
memiliki ilmu sihir. Tiadalah kamu, melainkan hanya manusia sebagaimana
kami, sebab itu hendaklah tunjukkan bukti kerasulan jika kamu benar." (QS. Asy-Syu'ara: 153-154)
Mu'jizat Nabi Shalih
Nabi Sholih diangkat sebagai Rasul oleh Allah, yang ditugaskan untuk
menyeru kaumnya agar menyembah Allah bukan berhala-berhala. Tugas yang
amat berat ini dilaksanakan tanpa mengenal putus asa dengan memberikan
tanda-tanda kerasulan agar kaum Tsamud percaya dan beriman kepada Allah
Swt. Kaum Tsamud semakin lama semakin bertambah kedurhakaannya.
Sebenarnya mereka telah mendustakan beberapa Rasul yang datang kepada
mereka.
Kesombongan kaum Tsamud yang tidak mau menyembah Allah sebelum ada bukti
atau mu'jizat yang ada pada Nabi Sholih as, sehingga ia berdo'a kepada
Allah, agar diberi tanda kebenaran atas kerasulannya, sehingga kaumnya
mau beriman sesuai permintaan kaum Tsamud yang mengatakan mereka akan
beriman setelah Nabi Sholih memberikan tanda-tanda bahwa dia adalah
benar-benar seorang Rasul. Maka do'a Nabi Sholih dikabulkan dengan
diberinya mu'jizat berupa unta yang keluar dari batu besar.
Nabi Saleh berkata kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:
وَيَا قَوْمِ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ
فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ
قَرِيبٌ
"Hai
kaumku, inilah unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang
menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang
akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64)
Kemudian beliau mengadakan perjanjian kepada kaumnya, diberitahukan
bahwa unta itu adalah milik Allah yang diwujudkan sebagai bukti
kerasulannya. Karena itu kaumnya dilarang mengganggu apalagi
membunuhnya, bila itu dilanggar, maka Allah akan mengazab mereka dengan
azab yang besar penderitaanya. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 155-156).
Tetapi apa yang terjadi kaum Tsamud melanggar perjanjian itu dengan membunuh unta Nabi Shalih. (Lihat QS. Asy-Syu'ara: 157-
159). Maka Allah murka dan menurunkan azab yang sangat dahsyat kepada kaum Tsamud. (Lihat QS. Al-A'rof: 77-78).
"Dan di kota itu ada sembilan orang laki-laki yang membuat kerosakan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat kebaikan." (QS. an-Naml: 48)
Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah penjahat-penjahat kota
yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Kegelapan
semakin menyelimuti gunung. Kemudian datanglah malam tragedi. Unta yang
diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya.
Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan
di sisi ibunya. Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan
senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di
kegelapan malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia
hampir tidak melihat apa yang di depannya.
"Maka mereka memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah
anaknya dalam keadaan takut. Akhirnya, darah unta itu terkubur dan
anaknya pun terbunuh. Nabi Saleh mengetahui apa yang terjadi, lalu
beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata
kepada mereka: "Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan
mengganggu unta itu.
Azab bagi kaum Tsamud
Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah
siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa
engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ۖ ذَٰلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah
janji yang tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65)
Setelah itu, Nabi Soleh meninggalkan kaumnya. Kemudian datanglah janji
Allah SWT untuk menghancurkan mereka setelah tiga hari. Maka pada hari
keempat langit terpecah melalui teriakan yang keras, teriakan itu
menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya.
Kemudian bumi bergoncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu
adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Saleh hancur
berantakan.
Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina
sebagai cubaan bagi mereka, maka tunggulah (tindahan) mereka dan
bersabarlah. Dan beritakanlah kepada mereka bahawa sesungguhnya air itu
terbagi antara mereka (dengan unta betina itu); tiap-tiap giliran minum
dihadiri (oleh yang punya giliran). Maka, mereka memanggil kawannya,
lalu kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya. Alangkah dahsyatnya
azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka
satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti
rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang
binatang. " (QS. al- Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan
orang-orang yang beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan
tempat tersebut sehingga mereka selamat.
Kisah Nabi As Salih diceritakan oleh 72 ayat dalam 11 surah di antaranya
surah Al-A'raaf, ayat 73 hingga 79 , surah " Hud " ayat 61 sampai ayat
68 dan surah " Al-Qamar " ayat 23 sampai ayat 32.